Tugas
Bulan 1
1. Penalaran
Ilmiah
2. Berfikir
Deduktif
3. Berfikir
Induktif
Nama
: Bayu Budiman
NPM
: 21213658
DAFTAR ISI
PEMBAHASAN
......................................................................................... 3
A.
PENALARAN ILMIAH
................................................................. 3
B.
BERFIKIR
DEDUKTIF ................................................................. 4
C.
BERFIKIRINDUKTIF
.................................................................. 5
DAFTAR
PUSTAKA
................................................................................. 6
A. Penalaran Ilmiah
Pengertian
Penalaran adalah proses pemikiran untuk memperoleh kesimpulan yang logis
berdasarkan fakta yang relevan. Dengan kata lain, penalaran adalah proses
penafsiran fakta sebagai dasar untuk menarik kesimpulan. Bahan pengambilan
kesimpulan itu dapat berupa fakta, informasi, pengalaman, atau pendapat para
ahli (otoritas).
Ciri-ciri
penalaran sebagai berikut :
v Logis,
suatu penalaran harus memenuhi unsur logis, artinya pemikiran yang ditimbang
secara objektif dan didasarkan pada data yang valid.
v Analitis,
berarti bahwa kegiatan penalaran tidak terlepas dari daya imajinatif seseorang
dalam merangkai, menyusun, atau menghubungkan petunjuk-petunjuk akal pikirannya
ke dalam suatu pola tertentu.
v Rasional, artinya
adalah apa yang sedang dinalar merupakan suatu fakta atau kenyataan yang memang
dapat dipikirkan secara mendalam
Jenis
Penalaran
Menurut
prosesnya, penalaran dibedakan menjadi dua
· Penalaran induktif,
secara formal dapat dikatakan bahwa induksi adalah proses penalran untuk sampai
pada suatu keputusan, prinsip, atau sikap yang bersifat umum dan khusus,
beradasarkan pengamatan atas hal-hal yang khusus. Proses induksi dapat
dibedakan :
1. Generalisasi,
ialah proses penalaran berdasarkan pengamatan atas jumlah gejala dengan
sifat-sifat tertentu untuk menarik kesimpulan mengenai semua atau sebagian dari
gejala serupa.
2. Analogi,
adalah suatu proses penalaran untuk menarik kesimpulan tentang kebenaran suatu
gejala khusus berdasarkan kebenaran gejala khusus lain yang memiliki
sifat-sifat esensial yang bersamaan.
3. Hubungan
sebab akibat, Penalaran dari sebab ke akibat mulai dari pengamatan terhadap
suatu sebab yang diketahui. Berdasarkan itu, kita menarik kesimpulan mengenai
akibat yang mungkin ditimbulkan.
· Penalaran deduktif
didasarkan atas prinsip, hukum, atau teori yang berlaku umum tentang suatu hal
atau gejala. Berdasarkan prinsip umum itu, ditarik kesimpulan tentang sesuatu
yang khusus, yang merupakan bagiuan dari hal atau gejala itu. jadi, penalaran
deduktif bergerak dari hal atau gejala yang umum menuju pada gejala yang
khusus.
Pengertian
Penulisan Ilmiah
Penulisan
ilmiah adalah penulisan hasil berpikir ilmiah yang di dalamnya mencerminkan
ciri ilmu pengetahuan.
Ciri
Penulisan Ilmiah :
a. Isi
mencerminkan hakikat ilmu pengetahuan /objek ilmu tertentu
b. Mengandung
teori/semacam kerangka berpikir
c. Ada
metodenya (cara mencari dan menemukan kebenaran)
d. Mengandung
penalaran.
B. Berpikir Deduktif
Berfikir Deduktif adalah suatu metode berpikir
yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan
dalam bagian-bagian yang khusus. Deduksi berasal dari bahasa Inggris deduction yang berarti
penarikan kesimpulan dari
keadaan-keadaan yang umum, menemukan yang khusus dari yang umum. Deduksi
adalah cara berpikir yang di tangkap atau di ambil dari pernyataan yang
bersifat umum lalu ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan
kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan
silogismus.
Dalam deduktif telah diketahui kebenarannya secara
umum, kemudian bergerak menuju pengetahuan baru tentang kasus-kasus atau
gejala-gejala khusus atau individual. Jadi deduksi adalah proses berfikir yang
bertolak dari sesuatu yang umum (prinsip, hukum, toeri, keyakinan) menuju hal
khusus. Berdasarkan sesuatu yang umum itu ditariklah kesimpulan tentang hal-hal
yang khusus yang merupakan bagian dari kasus atau peristiwa itu.
Hal ini
adalah suatu sistem penyusunan fakta yang telah diketahui sebelumnya guna
mencapai suatu kesimpulan yang logis. Dalam penalaran deduktif, dilakukan
melalui serangkaian pernyataan yang disebut silogisme dan terdiri atas beberapa
unsur yaitu:
1. Dasar
pemikiran utama (premis mayor)
2. Dasar
pemikiran kedua (premis minor)
3. Kesimpulan
Contoh:
1. Premis
mayor : Semua
Mahasiswa tingkat 3 wajib mengikuti kegiatan Upacara.
2. Premis
minor : Bayu
adalah Mahasiswa semester 5
3. Kesimpulan
: Bayu wajib mengikuti kegiatan perkuliahan
Contoh di atas merupakan bentuk penalaran deduktif.
Macam-macam
penalaran deduktif diantaranya :
v
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan
secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah
konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3
buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.
v
Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan
dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan
karena sudah sama-sama diketahui.
C.
Berpikir Induktif
Induksi adalah cara mempelajari
sesuatu yang bertolak dari hal-hal atau peristiwa khusus untuk menentukan hukum
yang umum. Induksi merupakan cara berpikir dimana ditarik suatu kesimpulan yang
bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individual. Penalaran secara
induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang
lingkup yang khas dan terbatas dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan
pernyataan yang bersifat umum.
Berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif.
Jalan induksi mengambil jalan tengah, yakni di antara jalan yang memeriksa cuma satu bukti saja dan jalan yang menghitung lebih dari satu, tetapi boleh dihitung semuanya satu persatu. Induksi mengandaikan, bahwa karena beberapa (tiada semuanya) di antara bukti yang diperiksanya itu benar, maka sekalian bukti lain yang sekawan, sekelas dengan dia benar pula.
Penalaran
ilmiah pada hakikatnya merupakan gabungan dari penalaran deduktif dan induktif.
Dimana lebih lanjut penalaran deduktif terkait dengan rasionalisme dan
penalaran induktif dengan empirisme. Secara rasional ilmu menyusun
pengetahuannya secara konsisten dan kumulatif, sedangkan secara empiris ilmu
memisahkan antara pengetahuan yang sesuai fakta dengan yang tidak. Karena itu
sebelum teruji kebenarannya secara empiris semua penjelasan rasional yang
diajukan statusnya hanyalah bersifat sementara, Penjelasan sementara ini
biasanya disebut hipotesis.
Hipotesis
ini pada dasarnya disusun secara deduktif dengan mengambil premis-premis dari
pengetahuan ilmiah yang sudah diketahui sebelumnya, kemudian pada tahap
pengujian hipotesis proses induksi mulai memegang peranan di mana dikumpulkan
fakta-fakta empiris untuk menilai apakah suatu hipotesis di dukung fakta atau
tidak. Sehingga kemudian hipotesis tersebut dapat diterima atau ditolak.
Maka
dapat disimpulkan bahwa penalaran deduktif dan penalaran induktif diperlukan
dalam proses pencarian pengetahuan yang benar.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar